Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

WJLRC ( West Java Leader Reading Challange)

WJLRC (West Java Leader Reading Challange) tahun 2016 akan diikuti oleh 600 SD dan 700 SMP se Jawa Barat selama 10 bulan dengan target membaca dan mereview minimal 24 buku/10 bulan. Kegiatan WJLRC Membentuk komunitas siswa membaca diluar jam pelajaran dgn bimbingan guru, 1 kel 5 org, 1 guru membimbing 2-8 kelompok Peserta siswa kls IV s.d XII Membaca 2 buah buku pd minggu ke 1 dan 2 Pd minggu ke 3 : siswa menceritakan 2 buku yg sudah dibacanya Minggu ke 4: siswa membuat review buku yang sudah d bacanya Penghargaan yang bisa diperoleh Siswa yg berhasil mereview 24 buku akan mendapatkan medali dan sertifikat Pioner WJLRC Guru Pembimbing : Mendapatkan sertifikat 84 Jam Pelatihan dan Penerapan Pend.Literasi yg ditandatangani Kadisdik Prov ( Min 80% siswa bimbingannya berhasil mencapai tantangan) Sekolah : Mendapatkan piagam gubernur sebagai sekolah inspiratif. Indikator keberhasilan Program Membaca menjadi aktivitas keseharian seluruh warga Terbentuknya komunita

Gerakan Literasi Sekolah:

Gerakan Literasi Sekolah: Apa dan Mengapa Gerakan Literasi Sekolah merupakan program yang di gulirkan kemendikbud secara Nasional di bawah payung hukum Permendikbud No.23 tahun 2015 tentang penanaman budi pekerti. Menurut ibu Mia Damayanti, salahsatu proklamator WJLRC, program literasi  ini disebut gerakan karena program ini bukan program jangka pendek tetapi merupakan program jangka panjang yang berkesinambungan dan tidak akan berhenti sebelum literasi membudaya di Indonesia. Selain itu, alasan diberi nama gerakan juga karena program ini membutuhkan orang orang yang terus bergerak dan dinamis untuk terus mau membumikan budaya literasi di Indonesia, khususnya di lingkungan sekolah. Secara umum Gerakan Literasi Sekolah dilakukan dalam 2 kegiatan yaitu: 1. Gerakan Literasi Sekolah melalui PEMBIASAAN, dengan cara 15 menit pada awal pembelajaran diisi dengan kegiatan pembiasaan berdoa dan membaca buku buku umum. Kemudian PENGEMBANGAN , yaitu literasi pengayaan mata pelajaran tanpa

Mengenal dan Cara Membuat Haiku

Haiku adalah salah satu jenis puisi Jepang yang dianggap sebagai puisi pendek dan berasal dari permainan haikai no renga yaitu permainan puisi berantai, semacam berbalas pantun di Indonesia yang populer pada abad ke-14. Sebelum dan saat zaman Edo (sekitar abad ke-17), istilah haikai maupun hokku, yang berarti bait pertama, lebih banyak digunakan. Baru pada zaman Meiji (sekitar abad ke-19), istilah haiku(berarti bait dari haikai) menjadi populer setelah dilakukan pembaharuan oleh Masaoka Shiki. Haiku memiliki aturan yang mengikatnya yaitu aturan teikei yang mengharuskan setiap haiku terdiri atas 17 silabel (5,7,5) disertai dengan penggunaankigo. Kigo adalah kata yang menunjukkan musim kapan haiku tersebut dibuat. Berikut adalah contoh haiku yang dikutip dari 'Issa Haikushuu' (Maruyama, 2010 : 202) : 「雪とけて村いっぱいの子どもかな」(小林一茶1763-1827) Yu-ki-to-ke-te / mu-ra-i-p-pa-i-no / ko-do-mo-ka-na (Kobayashi Issa 1763-1827) (5 silabel / 7 silabel / 5 silabel) 'Salju mencair/

HAIKU, SENRYU DAN HAIKU MODERN

Ada yang mengatakan bahwa haiku dan senryu itu, serupa tapi tak sama. Ada juga yang mengatakan bahwa haiku dan senryu itu  berjenis sendiri-sendiri. Haiku suatu puisi  sangat serius, langitan, kontemplatif , lebih mengutamakan kualitas kata dan kedalaman makna,  terikat dengan kigo ( penanda musim). Sedang  senryu jenis puisi yang lebih santai, humor,  unik, satire dan kritik sosial. Bagaimana senryu di mata haikus yang panatik dengan haiku klasik seperti  Matsuo Basho (1644–1694), Onitsura (1661–1738), Yosa Buson (1716–1783) dll. Mereka tidak mengakui senryu  adalah haiku. Sebab haiku merupakan bentuk puisi elit yang serius oleh kaum haijin. Puisi senryu dikembangkan oleh seorang pujangga bernama Karai Senryuu,  seorang pejabat pemerintah di daerah Asakusa Edo (sekarang Tokyo), sebagai kepala desa di depan kuil Ryuhouzia, sebagai seorang hakim di Maekuzuke.  Karai Senryu tidak puas dengan haiku yang ada itu karena bersifat statis dan monoton. Karai keluar dari tradisi haiku itu