Gerakan Literasi Sekolah:

Gerakan Literasi Sekolah:
Apa dan Mengapa

Gerakan Literasi Sekolah merupakan program yang di gulirkan kemendikbud secara Nasional di bawah payung hukum Permendikbud No.23 tahun 2015 tentang penanaman budi pekerti.

Menurut ibu Mia Damayanti, salahsatu proklamator WJLRC, program literasi  ini disebut gerakan karena program ini bukan program jangka pendek tetapi merupakan program jangka panjang yang berkesinambungan dan tidak akan berhenti sebelum literasi membudaya di Indonesia. Selain itu, alasan diberi nama gerakan juga karena program ini membutuhkan orang orang yang terus bergerak dan dinamis untuk terus mau membumikan budaya literasi di Indonesia, khususnya di lingkungan sekolah.

Secara umum Gerakan Literasi Sekolah dilakukan dalam 2 kegiatan yaitu:
1. Gerakan Literasi Sekolah melalui PEMBIASAAN, dengan cara 15 menit pada awal pembelajaran diisi dengan kegiatan pembiasaan berdoa dan membaca buku buku umum. Kemudian PENGEMBANGAN , yaitu literasi pengayaan mata pelajaran tanpa tuntutan akademik. Dan terakhir PEMBELAJARAN, yaitu literasi mata pelajaran dengan tuntutan akademik (misal membaca buku paket pelajaran).
2. READATHON
Yaitu kegiatan  literasi yang diperuntukkan bagi seluruh warga sekolah mulai dari Kepsek sampai pegawai kebersihan sekolah dengan cara membaca serentak selama 42 menit secara senyap. Kegiatan ini bisa dilakukan seminggu sekali dengan waktu sesuai kesepakatan pihak sekolah.
3.SEMARAK Literasi.
Yaitu membaca serentak seluruh warga sekolah dalam waktu yang relatif singkat, waktunya bisa kurang dari waktu program Readathon. Kegiatan ini sebenarnya bukan kegiatan inti darI GLS. Tetapi sangat mendukung tercapainya GLS jika dilakukan secara konsisten.

Khusus di Jawa Barat, untuk merealisasikan  GLS, Gubernur Jabar menantang seluruh pelajar di Jabar untuk menjadi pionir pionir literasi yang mampu menjawab tantangan bapak Gubernur dengan cara membaca buku minimal 12 buku dalam waktu 10 bulan. Program ini merupakan program unggulan literasi Jabar yang diberi nama WJLRC (West Java Leader's Reading Challenge).
Nah untuk mendukung program inilah salah satu alasan dibentuknya penggerak literasi sekolah tingkat kab/kota di Jabar.

Untuk mendukung WJLRC, maka akan dipilih sekolah sekolah yang memiliki syarat untuk mengikuti program ini, yaitu:
1. Sekolah yang berakreditasi A atau nilai akreditasi 90.
2.Memiliki perpustakaan yang mumpuni
3. Diutamakan sekolah yang berstandar Nasional atau sekolah yang pernah menjadi sekolah RSBI. Akan tetapi syarat ketiga ini tidak mutlak.

Di setiap sekolah yang ditunjuk, akan dipilih minimal 2 guru perintis literasi sebagai pembimbing berjalannya program WJLRC dibawah monitoring penggerak literasi kab/kota.

Untuk mengevaluasi jalannya program WJLRC di sekolah, penggerak literasi kab/kota akan melakukan monitoring dan evaluasi minimal 2 kali selama program ini berjalan yaitu 10 bulan, ke sekolah sekolah yang menjadi sasaran program WJLRC.

Bagi peserta yang mampu menjawab tantangan pada program WJLRC, akan mendapatkan medali dan piagam penghargaan dari Bapak Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Mari kita sukseskan program WJLRC untuk jabar yang literat.

Literasi Jabar... SUKSESS
Jabar Literat... Ok
Jabar kahiji.. YES YES YES

#Eti Herawati
#Bogor 040616
#belajar menulis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP